banyak umat "euceuk/ceunah (katanya)",
jadinya mereka malas memperdalam arti dan makna tersembunyi, atau disembunyikan oleh mereka yang haus akan drajat dunia.
mirip seperti "rakyat bersubsidi".
malas tuk ber-kreatif, terlena dalam ke-enakkan dan ke-mudahan.
saat dengar subsidi mau dicabut, untuk dialihkan ke hal yang lebih penting, langsung bangun dan marah2.
oalaaaa....
pantas saja, begitu mudah pihak luar mengutak-atik dan mencari kelemahan Islam.
dan begitu mudah pula lawan politik pemerintah mengompori rakyat.
bila ada seorang Muslim menemukan satu rahasia ilmu agama, walaupun itu benar, tapi mengancam kenyamanan posisi ulama di atas, pasti di cari berbagai alasan untuk membunuh karakter seorang muslim tersebut.
sama halnya bila ada rakyat yang berpikiran positif, mengetahui sebuah alasan kebijakkan pemerintah, lalu menjelaskannya kepada rakyat yang lain (yg sudah terprovokasi lawan politik), maka dia akan dimusuhi dan dianggap pro-pemerintah.
demikian juga, dengan pemikiran ini, yang menghubungkan dua fenomena, menjadi satu pemikiran (yang berhubungan), akan dianggap sampah, tak berarti, bahkan mungkin dihujat, dibaca dengan mimik sinis, dianggap guoblok, sok tahu dan sebagainya.
tapi tahukah, itulah mental anda yang sesungguhnya.
apa yang anda nilai-kan adalah cermin penilaian tentang diri anda sendiri.
dan penulis paling menanggapinya dengan senyuman, dengan ujung lidah terselip di sudut kiri bibirnya :p
Tidak ada komentar:
Posting Komentar