jodoh, pati (nyawa) dan rezeki, sudah diatur oleh Allah.
kapan, dimana dan bagaimana, Allah sudah menentukannya.
dan manusia yang beriman harus meyakininya.
do'a adalah pembuka jalannya.
ikhtiar adalah pembuka pintunya.
lalu bagaimana bila semua sudah dilakukan, tapi masih menemui kebuntuan?
maka bersabarlah.
kesedihan bukan jalan penyelesaian.
cobaan, rintangan dan beban bathin, adalah bukti betapa Allah peduli akan masa depan kita.
Dia (Allah) ingin kita lebih matang dalam menjalani masa depan kita, kelak.
Dia (Allah), ingin kita mendapat yang terbaik dan memberikan perlakuam yang terbaik terhadap jodoh kita kelak.
Dia (Allah), ingin memberikan kesempatan belajar tentang cara bersyukur atas segala nikmat dan rezeki yang Dia berikan kepada kita, sebelum Dia mengabulkan do'a kita yang mengharapkan kecukupan materi dalam menjalani hidup ini.
dan Dia (Allah), ingin kita wujudkan keinginan-Nya.
kita hidup sebagai manusia yang manusiawi.
sehingga saat kita kembali kepada-Nya, kita kembali sebagai manusia yang manusiawi.
bukan sebagai hewan berwujud manusia
apalagi sebagai manusia berhati iblis, karena sifat dan sikapnya semasa hidup di dunia, tidak mencerminkan sifat dan sikap yang manusiawi.
bukankah kita ini manusia, yang ingin diakui sebagai manusia !!??
lalu kenapa sifat dan perilaku kita malah mirip seperti binatang !!??
hilang hati nurani, saat menciptakan penderitaan terhadap orang lain !!!
hilang sifat welas asih, saat melihat penderitaan hidup orang lain !!
hilang sikap bijaksana, saat menghadapi keputusan tentang nasib hidup orang lain !!!
materi !!!
harga diri !!!
jabatan dalam strata kehidupan !!
ego !!!
rasa gengsi !!!
semua itu telah membunuh kita, di saat kita belum waktunya untuk mati !!!
jasad mungkin masih berjalan.
tapi ciri dan jati diri kita sebagai manusia telah mati !!!
lalu, masih pantaskah kita meminta kepada Allah !!!
sedangkan kita telah mengkhianati-Nya.
kita telah membunuh amanat-Nya.
disaat kita lebih mementingkan materi, gengsi, harga diri dan tahta kehidupan, dibanding sifat manusiawi kita.
berapa besar harta yang telah kita dapatkan dari pengorbanan itu ??
mampukah kita masuk ke syurga harapan kita dengan segudang harta itu?
sedangkan, di belakang kehidupan kita, kita meninggalkan rasa sakit terhadap sesama, dan kita melupakannya, dan menyepelekannya.
ingat !!
Allah Maha Pemaaf !!
tapi sikap pemaaf itu hanya diberikan bila masa lalu kita memaafkannya.
apakah saat kita akan mati nanti masih akan sempat bertemu lagi dengan kesalahan masa lalu kita, dan meminta maaf ??
sedangkan kita membutuhkannya sebagai salah satu bekal kita saat menemui-Nya.
karena itu, jangan pernah tukarkan sifat manusiawi kita dengan apapun.
justru, jadikan sifat manusiawi kita itu untuk mengumpulkan semua harapan kita.
karena sesungguhnya, dalam "sifat manusiawi" itu terdapat kunci ilmu kehidupan yang tengah kita jalani.
"sifat manusiawi" itu adalah harta kita yang paling berharga.
jangan perna membunuh sifat manusiawi kita.
karena itulah ciri dan bukti jati diri kita yang sesungguhnya.
"bila terlahir sebagai manusia, maka hiduplah sebagai manusia yang manusiawi.
agar mati pun kita tetap sebagai manusia.
dan menghadap-Nya sebagai manusia"
jodoh, pati dan rezeki kita adalah jodoh, pati dan rezeki kita sebagai manusia.
ujian kita dalam mendapatkan jodoh dan rezeki kita pasti ada.
dan tentunya berbeda-beda setiap orangnya.
namun, apakah mesti kita buat lebih buruk disaat pati menemui jalan akhir kehidupannya ??
tidak.
kita tidak menginginkan akhir kehidupan yang menyakitkan dan penuh penyesalan.
maka dari itu, pertahankanlah sifat manusiawi kita.
dan bersikaplah sebagai manusia.
agar saat pati harus berakhir, kita bisa tersenyum menyambutnya.
kita bisa menghadap-Nya dengan hati yang tenang.
mungkin dosa kita banyak.
tapi setidaknya kita bisa mengembalikan salah satu amanat terpenting-Nya.
yaitu "sifat manusiawi" kita.
maaf, bila mungkin penulis dianggap sok tahu atau sok pintar.
apalagi penulis bukanlah seorang ahli ibadah yang taat.
penulis adalah pelajar.
pelajar yang terus mempelajari berbagai rahasia ilmu hidup dan kehidupan.
agar penulis tahu.
agar penulis bisa mengembangkan jalan pemikirannya agar lebih baik lagi.
agar penulis bisa hidup dan mati sebagai sesuatu yang sesuai tujuan-Nya.
dan penulis bisa berbagi pemikiran positifnya tentang hidup dan kehidupan ini.
jujur, penulis masih diselimuti kebodohan.
tapi penulis berusaha untuk tidak mau dikalahkan oleh kebodohan itu.
dan banyak jalan pemikiran penulis yang mungkin bergesekkan dengan jalan pemikiran orang lain.
dan tak jarang mendapat cibiran tak sedap dan dianggap sampah yang mengganggu.
lantas, mengganggu seperti apakah ???
apakah mengganggu kenikmatan hidup anda yang tengah dijalani ?
kalau begitu penulis minta maaf.
karena kebenaran datangnya dari Allah, dan kesalahan datangnya dari diri kita, terutama penulis.
penulis hanya ungkapkan jalan pemikirannya.
benar atau salah, hanya Allah yang tahu.
(cell: 24 0ktober 2014)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar