Web Hosting

Senin, 19 Juni 2017

2017 Masih Kelabu

Januari 2017,  seharusnya menjadi awal kebanggaan atas segala perjuangan selama ini.

Sedikit demi sedikit hasil yang terkumpul selama tiga tahun, ditambah dengan uang pinjaman dari pihak lain, rencananya akan digunakan untuk mengembangkan usaha.

Tapi apalah daya.
Rencana yang disusun sedemikian rupa, berantakan.....
karena terlalu percaya pada seorang sahabat lama, yang berkhianat dan membawa uang modal untuk pengembangan usaha.

Walau akhirnya orang tersebut berhasil ditangkap, tapi tetap saja tak bisa mengembalikan apa yang telah dia bawa kabur.
Karena ternyata semua milikku yang dia bawa telah habis digunakan untuk bersenang-senang dengan wanita selingkuhannya, yang kini masih buron, dengan identitas yang sangat minim.
Sehingga sulit untuk menemukannya.

Saat ku lihat wajah pengkhianat tersebut, rasanya ingin ku hajar sampai puas, sampai dia merasakan bagaimana rasanya menderita antara hidup dan mati, seperti yang pernah ku alami dulu, demi sebuah persahabatan.

Andai saja saat itu wajah isteri dan bayi mungilnya tidak menghalangi niat ku, sudah ku kirim dia ke tempat yang penuh penderitaan tersebut.

Namun nasi sudah menjadi bubur.

Dan ku lepas dia, sesuai kata hati ku, dan berusaha untuk ikhlas atas semua yang telah terjadi.

Walau akhirnya,
Ternyata ada pihak lain yang sama yang telah dia rugikan, yang kemudian menuntut dan menjebloskan dia ke sel tahanan.

Hancur semua rencana dan harapan ku.
Hilang semua uang modal ku.
Sedangkan pinjaman tambahan (untuk modal) dari pihak luar harus tetap ku cicil sampai lunas.

Akhirnya ku jual beberapa barang milik ku.
Agar usaha yang lama bisa tetap berjalan.
Walau kondisinya sudah tak seperti sebelumnya.

Perlahan-lahan, aku ikhlaskan semua yang telah terjadi dan tetap berusaha berjalan dalam menjalankan usaha kecil-kecilan ini.

Dan niat ku untuk melunasi hutang kepada pemodal awal (yang telah memberikan modal pada saat ku buka usaha ini) kandas sudah.
Ada rasa malu.
Bukan hanya kepada orang yang telah berbaik hati tersebut, yang telah memberikan ku modal, tapi kepada keluarga dan diriku sendiri.

Akhirnya dengan sisa-sisa yang ada ku coba untuk terus berjalan.

Dan sedikit demi sedikit usaha ku mulai kembali naik.

Namun sepertinya cobaan belum puas untuk menguji sampai dimana batas kesabaran ku.

Mendadak beberapa downland bisnis pulsa yang aku jalankan kabur dan tidak bertanggung jawab.

Dan ada yang sampai saat ini belum diketahui keberadaannya.

Sedangkan aku harus tetap bertanggung jawab, membayar full semua stok saldo pulsa yang telah mereka pakai.

Stress aku....

Dan karena emosinya sampai harus cekcok mulut dengan beberapa dari mereka yang tidak mau mengerti apa yang terjadi.

Bahkan ada yang menuduh aku memakan uang setoran saldo tersebut.

Kesabaran ku saat itu mendadak habis dan perang mulutpun harus berganti menjadi perang fisik.

Kenapa harus keluar darah dahulu, baru kalian mengerti....??

Fisik ku memang terlihat lemah..
Tapi kesabaran ku yang telah habis bisa mengantarkan ku pada pilihan
"Menang atau kalah...
Hidup atau mati...."

Akhirnya dengan perantara beberapa pihak yang lebih paham atas resiko dalam bisnis yang tengah dijalani ini, akhirnya disepakati untuk diberi waktu dalam mencari solusi terbaik.

Akhirnya ku putuskan untuk tetap bertanggung jawab, melunasi semuanya, dengan cara mencicil sampai lunas.
Dengan syarat tidak terikat target waktu/batas waktu pembayaran.

Dan tanpa ku sangka-sangka, seorang sahabat lama bersedia menanggung setengah dari semua tanggung jawab tersebut.

Karena dulu diapun pernah mengalami kejadian yang sama.

Dan sesuai pengalamannya, ternyata downland ku yang sedikit demi sedikit mundur tersebut telah berpindah menjadi downland sales yang beberapa waktu lalu cekcok dengan ku.

Dan downland yang kabur, tidak membayar uang setoran saldo, menurut beberapa informasi, ternyata masih sahabatnya juga.

Tinggal tunggu waktunya saja.
Bila kutemukan saja orang tersebut, minimal harus masuk ke rumah sakit.

Kita lihat nanti....
Aku tak akan pernah menarik niat ku ini.....

Karena isu dari kejadian ini, ada sales saldo yang menjadi hilang kepercayaannya terhadap ku.
Lalu memutuskan kerjasamanya.

Tapi biarlah...
Mungkin itu cara mereka dalam berbisnis....

Namun ternyata, saat mengalami masalah ini, masih ada pihak lain (server lain) yang mau mengerti dan tetap memberikan kepercayaannya untuk tetap bekerja sama dan memberikan stoknya untuk ku.

Walau malu rasanya.
Karena sekarang aku malah berhutang kepada server tersebut.

Aku berharap bisa sesegera mungkin masalah ini selesai dan membalas kebaikkan server tersebut.

Walau aku sadari, sebenarnya server tersebut sedang memiliki masalah keuangan dalam mengembangkan usaha barunya ini.

Tapi janji ku kepada bos server ini,
"Aku tidak akan kabur dan lepas dari tanggung jawab..
Walau mungkin perlahan...
Tapi aku tetap berusaha membereskannya..
Maaf...
bila mungkin aku telat mencicil..."

-------------------------------------------------------
Dua minggu sebelum bulan Ramadhan....
Perasaan sudah mulai tidak tenang..

Salah seorang downland lama mendadak sering telat membayar.

Dan akhirnya,
Dia tidak muncul untuk membayar.

Kemudian ku dapat kabar, dia meninggal dunia akibat kecelakaan lalu lintas.

Saat aku dan teman ku mendatangi rumahnya setelah hari ke tujuh kematiannya,
dengan niat memusyawarahkan tentang utang-piutangnya...

Semua niat itu mendadak ku urungkan...
Saat ku lihat bagaimana keadaan isteri yang ditinggalkannya.

Yang harus menghidupi pula anaknya yang masih kecil dengan sisa-sisa peninggalan yang ada.

Ya Allah....
Aku mungkin sangat membutuhkan uang tersebut.
Karena dengan uang tersebut usahaku bisa tetap berjalan dan membereskan masalah-masalah yang kini tengah ku hadapi.
Tapi aku bukan manusia serakah yang tidak memiliki hati nurani.

Aku dan teman ku yang tadinya ingin menagih utang, saat ditanya maksud kedatangan kami...
Kami menjawab...
Kami datang untuk bersilaturahmi dan meminta maaf karena kami tidak bisa datang langsung saat mendengar suaminya meninggal.

Dan kamipun akhirnya menjadi pendengar setia, 
mendengarkan keluh-kesahnya setelah ditinggalkan suaminya.

Dari mulai rasa kehilangan.
Sampai beban pikirannya memikirkan utang selama perawatan suaminya di rumah sakit yang ternyata tak semuanya bisa di cover program jaminan kesehatan buatan pemerintah kita yang sering digembor-gemborkan selama ini.

Akhirnya....
Bukannya menagih utang...
Malah kami berusaha mencarikan solusi untuk mereka.

Dan Alhamdulillah...
Awal Ramadhan ini salah seorang sahabat lama dari sebuah yayasan kemanusiaan telah mendaftarkan seluruh anak almarhum sebagai anak asuh yang biaya kehidupannya akan ditanggung oleh yayasan yang telah didirikan dan dikelola oleh keluarganya tersebut.

Dan untuk ibu dari anak-anak tersebut telah diberikan pekerjaan yang layak disebuah toko milik dari pendiri yayasan tersebut.

Alhamdulillah.....

Terus.....
Bagaimana dengan masalah yang tengah ku coba selesaikan ????

Target untuk melunasi utang dan jasa baik server yang telah berbaik hati selama ini, yang rencananya sebelum lebaran harus selesai, kini terkatung-katung kembali....

Ditambah lagi masih belum bisa mencicil atau melunasi utang ku pada pemodal awal yang telah berbaik hati memberikan ku modal membuka usaha ini....

Serta....
Tagihan ke pemberi pinjaman saat hendak membuka cabang dari usaha ku ini, yang kemudian gagal karena pengkhianatan dari sahabat ku sendiri yang kini menjadi penghuni lapas.....

Hingga suatu hari aku mendapat sebuah surat yang memberitahukan bahwa harus segera melakukan cek-up yang telah terlambat dua bulan lebih....

Lelah....
Capek.....
Mumet.....
Kesal.....
Pusing....
Ingin tonjok orang...
Ingin gebukin samsak....
Ingin teriak.....

Semuanya ku coba potong-potong tipis dan aku aduk kemudian aku simpan ke dalam tiga wadah....

Wadah "sabar"
Wadah "tawakkal"
dan wadah "ikhtiar"

Semoga aku bisa tetap sabar, tawakkal dan tak mudah menyerah dalam menyelesaikan semua dilema kehidupan ini...

Dan tetap diberi kesehatan untuk tetap berpikir dan bekerja.

Amin.....