Dari sebuah kekurangan yang dirasakan, aku mendapat kesempatan tuk merasakan rasanya sakit hati, rasanya kesedihan dan kegalauan tentang "bagaimana masa depan ku nanti?"
tapi dari semua perasaan dan penderitaan itu aku dapat kesempatan untuk mengenal, mempelajari dan berpikir positif agar apa yang aku rasakan akibat penilaian dan perlakuan orang lain terhadap ku sebisa mungkin jangan pernah aku tularkan kepada orang lain, yang memiliki kekurangan seperti ku.
bahkan dari semua pengalaman ini, aku pernah berdo'a kepada Allah SWT,
"ya Allah, mungkin sebagian dari mereka memandang ku hina.
mungkin sebagian dari mereka merendahkan keberadaan ku di antara kehidupan mereka.
tapi jangan pernah Engkau turunkan siksaan atas mereka.
cukup berikan aku kesempatan kepada mereka, bahwa aku bisa lebih baik daripada mereka.
bukan untuk membuat malu mereka.
tapi untuk menyadarkan mereka, bahwa aku sama seperti mereka, bahwa aku tak pantas ada dalam penghinaan dan pengrendahan mereka.
bahwa apa yang mereka perlakukan tidak manusiawi itu bukanlah diriku.
tapi "adalah hasil karya-Mu".
berikan pula aku kesempatan untuk mengangkat derajat mereka yang senasib dengan ku agar bisa hidup sejajar dengan mereka.
amin.
ya, aku merasa tak pantas membenci dan mendendam terhadap mereka.
karena yang mereka tidak suka, yang mereka rendahkan, yang sering mereka coba singkirkan dari kehidupan mereka, bukanlah diri ku !!!
tapi "hasil karya-Mu".
jadi, sebenarnya bukan aku (yang direndahkan) yang harus dikasihani dalam kejadian ini.
tapi mereka (yang terbiasa merendahkan).
karena sebenarnya tanpa mereka sadari, mereka tengah menghina Tuhan, melalui karya-Nya yang Dia sengaja buat dengan memiliki kekurangan.
ya, karya Tuhan lah yang mereka tidak suka.
bukan kami (yang memiliki kekurangan).
sedangkan mereka sendiri adalah hasil karya Tuhan.
(maaf) seperti kejadian Iblis yang terbuat dari api, yang membenci Adam, karena Adam terbuat dari tanah.
saat itu Iblis merasa lebih sempurna daripada Adam.
padahal saat itu Allah menguji keimanan Iblis.
dan terbukti, ternyata keimanan iblis lebih kecil dibanding kesombongannya.
tak jauh kisah itu dengan mereka yang terbiasa merendahkan orang lain yang memiliki kekurangan.
mereka merasa lebih sempurna, lebih terhormat, padahal Allah menguji mereka atas apa yang dia dapat, yang dia lihat dan yang dia rasakan dalam penilaian mereka.
tak ada lagi alasan bagi ku dan yang lainnya (yang hidup dalam kekurangan dan penghinaan) untuk menangis dan bersedih.
apalagi marah dan menganggap Tuhan tidak adil.
kan ku jadikan kekurangan ini sebagai anugerah-Nya.
kan ku jadikan kekurangan ini jalan ku untuk bersyukur atas segala pemberian-Nya.
karena dari kekurangan ini aku dapatkan ilmu hidup dan kehidupan untuk meniti setiap langkah dan tangga kehidupan yang harus ku lalui.
mungkin dari pemikiran ini mereka akan menganggap ku gila.
tapi coba berpikir lebih baik.
siapa yang sebenarnya gila?
siapa yang sebenarnya sombong?
siapa yang sebenarnya bodoh?
siapa yang sebenarnya patut dikasihani?
siapa yang sebenarnya ada dalam pandangan kemurkaan Tuhan?
=========================
catatan ini untuk menjawab pertanyaan salah seorang sahabat yang bertanya,
"Kenapa saat ini aku begitu santai dalam menerima perlakuan dan penilaian buruk orang lain atas kekurangan fisik yang ku miliki?"
itulah jawaban ku, mih.
memang ada kalanya aku menarik napas panjang untuk membuang kekesalan hati ini.
namun lebih banyak diriku mencoba berpikir logis dan menatap jauh ke depan, dan merencanakan apa yang harus ku lakukan agar aku tetap menjadi "manusia yang manusiawi".
===========================
cipanas, 11 April 2015.
"Muhamad Basri (Cell)"
minus x minus = plus.
kekurangan x perlakuan buruk = ilmu tuk masa depan ku.