Web Hosting

Jumat, 19 Desember 2014

LOGIKA YANG HAMPIR HILANG

"pengalaman hidup dalam perihnya perlakuan pahit atas hak hidup dalam kehidupan mengajarkan kita agar jangan pernah membuat rasa perih itu dirasakan oleh orang lain karena emosi, dendam, ego, dan kebodohan kita sendiri" seperti kata pepatah, "cubitlah diri sendiri sebelum kita mencubit orang lain". kenapa ??? karena agar kita tahu bagaimana sakitnya dari rasa cubitan itu. dan kalau kita sudah merasakan rasa sakitnya itu, tentunya sebagai orang yang nemiliki sifat manusiawi, kita tak ingin orang lain merasakan sakitnya cubitan dari kita. kecuali, kita adalah tipe penjahat yang tak berprikemanusiaan. dari efek cubit-mencubit ini saja, kita, yang katanya manusia, yang katanya memiliki sifat dasar "manusiawi", yang katanya manusia berperasaan, seharusnya sadar, bahwa kita sejatinya tidak boleh menyakiti orang lain. sangat lucu jika diperhatikan. "kita selalu berharap dan menghindar agar tidak disakiti oleh orang lain. tapi kita sendiri, sadar atau tidak sadar, sering menyakiti orang lain". "kita yang selalu berdo'a kepada Tuhan, agar diberi kebahagiaan. tapi kita sendiri sering merusak dan menghalang-halangi hak kebahagiaan orang lain". kita yang selalu berdo'a, agar Tuhan menempatkan kita di Syurga setelah kiamat nanti. tapi kita sendiri sering menciptakan neraka bagi kehidupan orang lain". "kita yang katanya hanya takut kepada Tuhan, tapi tanpa sadar kita meledek dan merendahkan Tuhan, dengan cara menyakiti mahkluk lain yang merupakan salah satu makhluk kesayangan Tuhan". "kemudian, kita yang katanya tahu bahwa Penilaian Kafir atau Tidak Kafir adalah Hak Tuhan. Tapi kita karena emosi, karena perbedaan pemahaman, karena beda sudut pandang, maka dengan lantang menyebut orang lain kafir. bahkan ayat-ayat kitab suci pun dibelokkan arti dan maknanya demi mendukung pemikiran kita". bila semua itu terus terjadi, "dimanakah hati nurani kita sebenarnya ? apakah kita benar-benar masih memiliki hati nurani itu? apa kita memang masih manusia yang memiliki sifat manusiawi ? apakah kita masih pantas meminta dan memohon kepada Tuhan ? apakah kita masih menjadi penyembah Tuhan kita atas dasar iman dan rasa takut kita terhadap-Nya ? apakah kita masih menghargai keberadaan-Nya dengan segala Kekuasaan dan hak-Nya !!???" jangan karena kita "merasa lebih hebat", lalu memandang rendah orang lain !! jangan karena kita "merasa lebih sempurna" lalu menghina orang lain !!! jangan karena kita "merasa lebih pintar" lalu memandang bodoh orang lain !!! jangan karena kita "punya kuasa" lalu menindas orang lain !!! jangan karena kita "merasa dekat dengan Tuhan" lalu kita berbuat layaknya Tuhan !!! kita semua bukanlah makhluk abadi, yang bisa terus berucap dan berbuat seenaknya, semau kita. suatu waktu nanti, "kita akan mati !!" "semua yang kita punya akan meninggalkan kita !!" "semua anugerah, penghargaan, dan kemampuan kita akan lenyap !!!" kecuali, "amal perbuatan kita semasa hidup !!" setelah kita mati, kita akan kembali kepada-Nya. sebagai manusia yang sebenar-benarnya manusia seperti harapan-Nya saat menciptakan kita. atau, sebagai manusia yang berwujud manusia tapi berjiwa "pengkhianat" yang telah berani mengkhianati harapan-Nya saat menciptakan kita ?? ingatlah, "apa yang kita lakukan akan menjadi buah bagi kehidupan kita di masa yang akan datang" semoga, perbuatan buruk kita semua di masa lalu masih bisa kita bayar dengan kebaikkan, agar buah dari perbuatan buruk kita di masa lalu tersebut akan menjadi buah yang manis dalam kehidupan di masa yang akan datang. ibarat kita menanam pohon dibelakang rumah, lalu kita lupa menyiram dan memupuknya. saat kita sadar, pohon itu telah tumbuh besar dan tak lama lagi akan menghasilkan buah. sebelum buah itu tumbuh dan menjadi buah yang pahit, mari kita rawat pohon tersebut. kita siram dengan "perbaikkan amal perbuatan kita", dan kita pupuk dengan "meminta maaf pada orang-orang yang dulu pernah kita sakiti". tebuslah rasa sakit di hati mereka dengan uluran tangan, rangkulan pengakuan, ikatan persahabatan dan persaudaraan, serta perlakuan yang layak dan pengembalian kehormatan mereka dimata dan hati kita. agar bila pohon tersebut mulai berbunga, akan menampakkan bunga yang indah dipandang oleh kita semua. dan dikala pohon itu mulai menghasilkan buah, maka buah dari pohon "perbuatan kita di masa lalu" tersebut, akan menghasilkan buah yang terasa manis dan menyegarkan "dalam kehidupan kita semua". "Amin... ya Allah ya Rabbal Alamin" nb: "catatan ini dibuat berdasarkan pengalaman dan hasil pemikiran penulis pribadi. mohon maaf, bila ada kesalahan tulis ataupun kata-kata yang menyinggung perasaan pembaca. tujuan penulis dengan setiap karya tulisnya adalah 'ingin mengingatkan apa yang sering kita lupakan... ingin mampu memberikan inspirasi dan masukkan agar dapat menikmati sisa hidup di dunia ini dalam suasana kehidupan yang manusiawi, tenang, damai, saling menghormati dalam ikatan kehidupan yang didasari rasa sayang antar sesama. amin" (cell: logika yang hampir hilang) cipanas, 19 nopember 2014